kita mungkin merasa bahwa hidup ini tidak adil itu puylalah yang dirasakan oleh seorang mahasiswi yang harus tinggal satu kamar dengan seseorang yang tidak memahaminya dan selalu menjadikannya kambing hitam. Dan ketika kekesalannya itu memuncak ia tidak bisa lagi menahan emosi. Konsekuensinya ia harus pindah kamar, tinggal dengan orang yang sama sekali tidak kita kenal tidak akan pernah menyenangkan pas awalnya .Tapi itulah yang harus dialami oleh Tamika tokoh utama dalam novel berjudul"if I Should Speak"
“Manusia memiliki sesuatu yang disebut fitrah. Fitrah ini menjamin kita bisa mengetahui kebenaran ketika ia datang. Dan apakah kebenaran itu? Itulah Islam.”
Pernyataan itu menohok hati Tamika. Benarkah dirinya memiliki fitrah itu? Dan benarkah kebenaran yang selama ini ia cari adalah Islam?
Tamika Douglass, seorang mahasiswi Amerika yang cerdas dan berbakat seni, telah lama dihantui pertanyaan-pertanyaan tentang Tuhan sebagaimana yang diyakini agamanya. Ibu dan sahabat-sahabatnya memberitahunya untuk tidak banyak mempertanyakan Tuhan, agama tidak perlu masuk akal dan ia harus percaya saja. Namun, Tamika tak bisa mengingkari kata hatinya.
Persahabatan dengan dua sahabat Muslim, Aminah dan Durrah “Dee” Gonzalez, membuka jalan baginya untuk mengenal Islam. Tamika merasa ajaran-ajaran Islam bisa menjawab pertanyaan-pertanyaannya. Mungkinkah yang berbicara itu adalah fitrahnya? Namun, apakah Islam yang selama ini ia cari? Beranikah ia mengambil langkah berani menjadi Muslim? Bukankah Islam adalah agama yang menindas perempuan, agama bangsa-bangsa tertinggal di dunia?
Pertemuan Tamika dengan Aminah dan Dee membuka pikirannya tentang agama islam. Meskipun selama ini dia beranngapan bahwa islam adalah agma yang menindas kaun perempuan, ternyata dua sahabat barunya itu mampu membuka pikirannya, dia tidak lagi bisa tenang setelah menggetahui apa islam itu, sebenarnya. Dia tidak pernah menyangka bahwa apa yang diyakininya selana ini masih belum membuatnya tenang. Bahkan keluarga dan sahabatnya hanya memintanya percaya pada apa yang diyakininya, tanpa alasan.
Sementara itu Aminah mampu memberikan ketenangan baginya. Menunjukannya tentang islam dan menunjukan kepadanya bahwa memang islm bukanlah agama yang menindas wanita. Aminah dan Dee adalah sahabatnya yang mampu membuatnnya merasa nyaman dan dari merekalah Tamika mampu menjadi seorang muslimah yang sesungguhnya.
Jumat, 23 April 2010
kisah seorang mualaf
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar